menu bar

Sabtu, 27 Oktober 2012

Tiga Penghambat Pertumbuhan Data Center


Terbatasnya jumlah data center di tanah air, kata Ka Vin, terutama terkendala oleh biaya. Cyber CSF misalnya, menanamkan 16 juta dollar AS untuk membangun gedung data center berlantai delapan di Jakarta. “Kami juga menginvestasikan US$ 5 juta per lantai untuk mengonversinya ke tier-3,” ungkap Wong Ka Vin (Managing Director, CSF Asia Pte Ltd.).
Hambatan lain adalah infrastruktur listrik, pasokan listrik yang tidak stabil. Pasokan listrik yang tidak stabil bisa menyebabkan server mati, yang berakibat pada hilangnya pelayanan yang ditawarkan.

Namun menurut Daniel W. Korompis (President Director, Cyber CSF), hambatan yang lebih besar justru adalah pengetahuan. “Tidak banyak yang bisa bangun data center,” tuturnya. Maklum untuk membuat data center yang bagus dan benar-benar aman, desain gedung harus dipikirkan dari awal. Letak lift yang umumnya di tengah gedung, kata Daniel, kurang dari segi keamanan dan efisiensi untuk gedung data center.
Eh, data center tidak perlu selalu dibangun sendiri loh. “Lebih enak di-outsource. Kecuali untuk yang skalanya sangat besar, di atas 10.000m2, boleh bikin sendiri,” kata Daniel.
Nah, jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang data center, termasuk apa itu tier 1, tier 2 dan tier 3 dan permasalahan lain yang terkait, silakan ikuti seminar yang akan digelar DatacenterDyanamics dan CSF Group pada 7 November mendatang. Dalam seminar satu hari bertajuk Data Centres as a Key Infrastructure for a Digital Economy, para pembicara dari Cyber CSF, Eaton, i3Solutions Group, China Telecom dan Indonesia Cloud Forum akan membahas tentang data  center.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar